Tuesday, November 15, 2011

Profil Luqman dan petuah-petuahnya

Luqman, nama lengkapnya adalah Luqman bin Faghur bin Nakhuur bin Tarih. Demikian pendapat yang dikemukakan Muhammad bin Ishaq. Menurut versi lain, nama lengkapnya Luqman bin ‘Anqo’ bin Saduun.
Dalam sebuah hadits, Ibnu Umar menyatakan “Aku pernah mendengar Rosululloh Saw. bersabda: Luqman bukanlah seorang Nabi. Akan tetapi ia adalah seorang hamba yang gemar tafakkur, berkeyakinan baik dan cinta kepada Alloh. Hingga Alloh mencintainya dan kemudian menganugerahi hikmah kepadanya.” Pendapat jumhur ulama’ pun mengungkapkan bahwa beliau adalah seorang wali yang sholih. Meski pendapat lain menyatakan beliau adalah seorang nabi.
Suatu ketika seorang laki laki mendapati Luqman sedang berbicara dengan hikmah. Ia pun terheran heran dan bertanya, “Bukankan anda adalah penggembala kambing?” Luqman menyahut, “Benar.” “Lalu, bagaimana anda bisa mendapat derajat seperti itu?” tanyanya. Ternyata Luqman memberikan jawaban yang cukup mengherankan, “Demikian ini aku peroleh adalah dengan selalu besikap jujur dalam berbicara, menunaikan amanat yang aku emban dan menghindari hal hal yang tidak berguna.”
Postur Luqman adalah sosok laki laki yang berkulit hitam dan berbibir tebal. Bila beliau memergoki seseorang yang memandanginya, beliau akan berkata, “Jika engkau melihatku orang yang berbibir tebal, tapi yang mengalir dari bibir ini adalah perkataan yang lembut. Dan jika engkau melihatku berkulit hitam, tapi hatiku seputih kapas.”
Sebenarnya Alloh telah menyodorkan satu di antara dua pilihan kepada Luqman. Menjadi khalifah di bumi (nabi) atau mendapatkan hikmah. Dan ternyata Luqman lebih memilih diberi hikmah. Pada saat beliau tertidur di tengah hari, tiba tiba ada suara memanggilnya, “Wahai Luqman, bukankah Alloh telah memperkenankan engkau menjadi khalifah di bumi ? Sehingga engkau bisa menegakkan hukum dengan haq ?” Luqman menjawab, “Bila Alloh memberikan pilihan kepadaku, maka aku akan memilih selamat dan dijauhkan dari cobaan. Dan bila Alloh menegaskan pada hanya satu pilihan, maka aku hanya akan patuh dan taat. Karena aku yakin Alloh akan memberikan pertolongan kepadaku.” Kemudian suara malaikat tadi bertanya lagi, “Wahai Luqman, bukankah engkau diperkenankan untuk mendapatkan hikmat ?” Dengan indah beliau menjawab’ “Sesungguhnya seorang hakim itu berada pada posisi yang sangat berat dan yang paling keruh. Ia akan dikelilingi orang orang teraniaya dari segala penjuru. Bila ia bersikap adil, ia akan selamat. Sebaliknya bila ia melakukan kekeliruan, berarti ia akan tersesat jalan menuju surga. Seseorang yang menjadi hina di dunia akan lebih baik daripada menjadi orang mulia. Barang siapa yang memilih dunia dari pada akhirat, ia akan dicampakkan dunia dan tak dapat memperoleh akhirat.” Malaikat tercengang kagum mendengar jawaban yang disampaikan Luqman. Kemudian Alloh memerintahkan untuk memberinya hikmat.
“Hikmat” adalah pemahaman yang mendalam dalam bidang agama, kecerdasan akal dan kebenaran dalam ucapan.
 Luqman adalah seseorang yang paling sayang dan cinta kepada anak anaknya. Maka sepantasnya beliaupun ingin memberikan hal yang terbaik untuk mereka. Karena itulah yang mula mula dinasihatkan kepada anaknya adalah menghindarkan diri dari mempersekutukan Alloh dengan apapun. Mempersekutukan Alloh adalah bentuk kazaliman. Sebab mempersamakan Dzat yang berhak disembah dengan yang tidak berhak berarti meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.

Kepatuhan dan berbuat yang terbaik kepada kedua orang tua adalah suatu perintah Alloh. Terlebih lagi terhadap ibunya. Sebab berbulan bulan lamanya beliau mngandung anaknya dengan menanggung segenap penderitaan. Setelah itu, siang malam selalu disibukkan dengan menyusui, merawat, menjaga dan mengasuhnya dengan penuh kecintaan. Hingga tiba waktunya untuk menyapihnya setelah ia genap berumur dua tahun. Karena itu lah sudah sepantasnya beliau lebih berhak untuk kita hormati dan kita muliakan.
Akan tetapi, kepatuhan ini tidak bersifat mutlak. Ini hanya berlaku untuk selain perintah melakukan pelanggaran pelanggaran syari’at dan mengabaikan ketentuan ketentuan syara’. Termasuk di dalamnya perintah kedua orang tua kepada anaknya untuk mempersekutukan Alloh. Tidak sekalipun seorang anak diperkenankan tunduk dan patuh pada perintah orang tuannya untuk berbuat syirik.
Ayat ini diturunkan pada waktu Sa’ad bin Malik masuk Islam. Ibunya yang tahu bahwa anaknya telah masuk Islam, bersumpah untuk melakukan aksi mogok makan dan minum hingga Sa’ad mau keluar lagi dari Islam. Walau toh ibunya telah berbuat begitu kepadanya, ia tetap bersikap baik kepada ibunya dan membujuknya untuk makan. Hingga pada hari ke tiga dan ibunya tetap tidak mau makan, Sa’ad berkata, “Wahai bunda, walaupun engkau memiliki seratus nyawa sekalipun, tidak akan pernah aku meninggalkan agamaku ini.” Ketika ibunya tahu bahwa anaknya tidak akan goyah imannya, maka ia pun menghentikan aksinya dan mau makan.
Dalam ayat ini pula Alloh memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada Nya dan berterima kasih kepada kedua orang tuanya. Kata Sufyan bin ‘Uyainah: “Barang siapa telah melakukan sholat lima waktu, berarti ia telah bersyukur kepada Alloh. Dan barang siapa telah mendo’akan kedua orang tuanya setelah sholat lima waktu, berarti ia telah bersyukur kepada kedua orang tuanya.”
Ketika anaknya bertanya kepada Luqman, “Wahai abah, apabila aku telah melakukan satu kesalahan yang tidak pernah bisa dilihat oleh siapapun, bagaimana Alloh bisa mengetahuinya ?” Beliau menjawabnya dengan sebuah nasihat yang tertuang dalam ayat:

No comments:

Post a Comment