Saturday, October 29, 2011

Conversation with the angel at the time of prophet muhammad ISRO mi'roj

When the Prophet returned from a glorious trip Mi'raj, the Prophet SAW said to tell one story, "When I diperjalankan at night for the Ascension into heaven, I saw an angel who has a thousand hands, and on every hand there are a thousand the fingers. When he was counting with his fingers a lot of it ", I asked Gabriel," O Gabriel, the angel who and what was he count? "Gabriel replied," He is the angel assigned to count every drop of rain He memorized every drop of rain that descended from heaven to earth ".
Amazed, so I asked the angel, "Do you know the number of drops of rain which descended from heaven to earth since GOD created the world?" The angel replied, "Ya Rasulullah SAW, for the sake of GOD who sent you to bring the truth to the whole of nature, I not only know the amount of each droplet of rain that fell from heaven to earth, but I also know in detail how many drops of rain falling in the sea, on land, at the top of the building, on plantations, in which saline land, the cemetery and anywhere in any place ".
I admire the ability of memorizing and remembering the angel in the calculation. A moment later, the angel said to me, "O Messenger of Allah, there is a calculation that I could not memorize and remember it by hand calculations and my fingers, because it's a matter of how much". I asked curiously, "does it count?" The angel replied, "I can not count how many reward shalawat delivered by a group of people to you when your name is mentioned in a majlis'.
Remember ...!!! Angels who were able to count every drop of rain could not even count the number of people who bershalawat reward for so much kindness that

a woman's devotion to her husband

When a lot of debate about women who feel squeezed between nature and emancipation, there are some positive things that can dipatrikan in the heart, so that we as women can undergo this with our feminine nature keiklasan and sincerity, may be useful ...
1. Prayer women are more accepted than men because of the nature penyayangnya stronger than men.
2. Women who Sholikhah it's better than 1000 people a pious man.
3. Anyone who is encouraging his daughter, rank is like someone who always cry because of fear of God.
4. Anyone who brings a gift (a gift) and then given to his family, should put the female child of boys
5. Women who lived with her children will live with the Prophet Muhammad in Syurga.
6. Anyone who has 2 or 3 children a woman, or 2 or 3 sister and she acts ikhsan in association with them and educate them with a sense of piety and responsibility then for him is Syurga.
7. Any person who tested it with something rather than female children, and then he do good to them, then they will become a barrier for him from the Fire ('A'ishah).
8. Syurga under the soles of the feet Mother (Hadith)
9. Women who are obedient submissive to her husband would shut the gates of hell and open the doors syurga, then enter the door you want.
10. Women who are obedient to her husband and keep praying and fasting, all the fish at sea, birds in the air, an angel in the sky, sun and moon, all beristighfar for him while he was obedient to her husband and direlakanya.
11. When will you call your father mother of two, then answer the call mom first.
12. Aisha r. a. said, "I asked the Prophet Muhammad, who is the greater rights to women? "Answer Your Majesty," her husband "Who has the right to a man? Prophet replied "mother".13. Women, if prayer 5 times, 1 month of Ramadan fasting, will maintain his honor and obey her husband, she entered the door Syurga anywhere he wants.
14. Each woman who helped her husband in matters of religion, then Allah Almighty put him kedakam Syurga 10,000 years earlier than her husband.
15. When a female fetus in her womb contains, then beristighfarlah angels for him. Allah records for him every day by 1000 and eliminate the goodness of her 1000 crime.
16. When a woman starts going to the maternity hospital, then recorded her pahal Allah those who strive in the path of Allah.
17. When a woman delivers a child, she quit rather than the sins of the mother gave birth as a state
18. If the child is born and then breastfeeding, then for the mother that every one gulp of the milk was given a virtue.
19. If the mother did not sleep all night because raising children is sick, then Allah SWT give him a reward like memerdekakn 70 people with a sincere servant to defend the religion of Allah,Share

a Story experienced by the Muslims at the time of the Prophet,

Once, there liveda wise old man. Onone morning, camea young man whowas dogged by manythe problem.
Steps were unsteadyand face an intricate water.The visitor, it seemslike people who do nothappy. Without wastingtime, that persontell allthe problem. Old man whowise, onlylisten withcarefully. He then tooka handful of salt, andasked his guest totake a glass of water.Ditaburkannya saltin a glass, thenstirred slowly. "Try,drink this, and sayhow it feels .. ", SaidThe old man.
"Bitter. Bitter at all ", repliedthe guest, while spittinglaterally.Old Man, a littlesmiles. He theninvited guests, theto walk to the edgelake in the woods nearplace of residence. Secondperson was walkingside by side, and finallythey came to the edgeit's a quiet lake.Old Man, then backsprinkle a handful ofsalt, into the lake.With a piece of wood,made wavesstir and createdwater ripples, disturbinglake's tranquility.
"Look, take water from the lakethis, and drink. Timeguests finished gulping waterit, old man said again,"How does it feel?"."Fresh.", ... Said his guest."Do you feelsalt in the water? "asked the old man again. "No",
... Replied the young man.Wisely, the Old Manpatted theyoung people. He theninvited to sitface, kneltbeside the lake. "Childyoung, listen. Bitterlife, is likea handful of salt, not moreand no less. Number andIt is the same bitter taste,and it will remainthe same.
"But, the bitterness that wefeel, would be verydepending on the containerwe have. The bitterness,will be based fromsense of our placeput everything. Itall will dependin our hearts.
So, whenyou feel the bitternessand failures in life,there's only one thing that canyou do.Exert your chestaccept all of them.Luaskanlah your heart toaccommodate eachthe bitterness. "
Old Man and backprovide advice."Your heart, is the container.Your feelings are ait. Kalbumu, is whereaccommodate youeverything.
So, do notmake your heart is likeglass, make likelake is capable ofreduce any bitternessit and turn it intofreshness andof happiness. "

Wednesday, October 26, 2011

Kisah perjalanan Nabi Musa dan nabi Hidir

Tafsir Kisah Musa dan Khidir

“ Sesungguhnya, Khidir AS bukanlah sosok lain yang terpisah sama sekali dari keberadaan manusia rohani. Apa yang disaksikan sebagai tanah menjorok dengan lautan disebelah kanan dan kiri itu bukanlah suatu tempat yang berada diluar diri manusia. Tanah itulah yang disebut perbatasan (barzakh), dua lautan itu yang disebut lautan makna (bahr al ma’na ) perlambang alam tidak kasat mata ( alam ghaib ), dan lautan jisim ( bahr al ajsam ) perlambang alam kasat mata ( alam asy-syahadat ). “ Sedangkan kawanan udang adalah perlambang para penempuh jalan rohani (salik ) yang betujuan mencari kebenaran, dan kawanan udang yang berenang sebelah kiri diantara batu-batu merupakan perlambang para salik yang diliputi hasrat-hasrat dan pamrih duniawi “. Ini semua bukan perjalanan manusia biasa tetapi perjalanan rohani yang berlangsung dalam diri Nabi Musa AS sendiri. Jika Nabi Musa As waktu itu melihat ikan dan yang melingkupi ikan tersebut dari tempatnya berdiri yaitu di wilayah perbatasan dua lautan, maka ikan itu berenang dalam alamnya yaitu lautan, dan sang ikan dapat melihat segala sesuatu didalam lautan, kecuali air, maknanya adalah ikan hidup dalam air, sekaligus dalam tubuhnya ada air, tapi ia tidak bisa melihat air, dan tidak sadar jika dirinya hidup dalam air. Itulah sebabnya ikan tidak bisa hidup tanpa air yang meliputi bagian luar dan bagian dalam tubuhnya, dimanapun ikan berada ia selalu diliputi air yang tak bisa dilihatnya. Sedang apabila ikan melihat Nabi musa maka ikan itu melihat bahwa Nabi Musa didalam dunia yang diliputi udara kosong dan Nabi Musa AS akan merasa sama seperti ikan tersebut. Sesungguhnya tempat dimana Nabi Musa AS berdiri dihadapan Khidir AS adalah wilayah perbatasan antara alam kasat mata dan alam tidak kasat mata dan sesungguhnya kawanan udang alah perlambang dari salik yang sudah berada di perbatasan, jika itu terjadi sesungguhnya ia telah memasuki perbatasan alam ghaib, dan sesungguhnya pemuda (al-fata) yang mendampingi Nabi Musa AS dan membawakan bekal makanan adalah perlambang dari terbukanya pintu alam tidak kasat mata dan sesungguhnya dibalik keberadaan pemuda itu tersembunyi hakikat sang Pembuka ( al-Fattah ). Sebab hijab ghaib yang menyelubungi manusia dari Kebenaran Sejati tidak akan bisa dibuka tanpa kehendak Dia, itu sebabnya saat Nabi Musa AS bertemu dengan Khidir AS, pemuda itu tidak disebut-sebut lagi karena sejatinya merupakan perlambang keterbukaan hijab ghaib.”

ada kisah Puasa Weton bagi orang jawa yang mau melakukan

Secuil kisah nyata dari seorang yang menjalankan puasa weton ,Dalam budaya jawa ( kejawen ) , penyebutan ” Kakang Kawah Adi Ari-Ari” keberadaannya masih tersamar. Apalagi di zaman modern sekarang ini. Mitos saudara kembar yang ghaib ini cenderung di abaikan. Ini konsekuensi dari zaman maju. Dunia material cenderung meningkat, sedang kaweruh spiritual orang jawa kian gersang. Kita mencoba untuk memahami kembali Puasa Weton yang bagi orang jawa di percayai dapat memberikan pencerahan spiritual dengan berbagai mitosnya yang penuh dengan kesakralan dan religiusitas.
Hakikat Puasa menurut ” Wulang Reh “.
Sri Pakubuwono IV telah memberikan wewaler, peringatan,pada anak cucunya untuk pengekangan nafsu. Peringatan itu tertuang dalam karyannya Serat Wulang Reh, yang di tulis pada hari ahad kliwon, wunku sungsang, tanggal ke-19, bulan besar, mongso ke-delapan, windu sancaya dan di beri sengkalan : Tata-guna-Swareng-Nata ( 1735 ).Ia bergelar : Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono Senopati Ing Ngalogo Abdur Rahman Sayyidin Panotogomo IV. Nama kecilnya adalah Bandoro Raden Mas Gusti sumbadyo, Putra Pakubuwono III dengan Kanjeng Ratu Kencana.Dalam pupuh II Tembang Kinanthi ia menulis : “Podho Gulangen Ing Kalbu, Ing Sasamita Amrih Lantip, Ojo pijer mangan nendra, ing kaprawiran den kesthi, Pesunen sariraniro , Sudanen dhahar lan guling. (Wahai, asahlah di dalam hatimu biar tajam menangkap isyarat isyarat ghaib. jangan terlalu banyak makan dan tidur, kurangilah hal tersebut, cita citakan kaprawiran ” keluhuran budi “, agar bisa mengekang diri) “.Inti yang cepat di tangkap dari wejangan ini menyangkut pada pengendalian diri dan cara yang harus di tempuh adalah dengan perpuasa.Hakekat Puasa adalah pengekangan diri, karena alam duniawi banyak memberi godaan. Silau dengan kemewahan, apalagi kalau sedang mendapat suka cita yang berlebihan, ” Maka kaprayitnan batin ( kewaspadaan ) akan terkurangi. Manusia akhirnya akan terbelenggu nafsunya. Nafsu yang bersumber dari dirinya sendiri.Nafsu merupakan sikap angkara yang dalam Wulang Reh di sebutkan terdiri dari 4 macam , yaitu :
Lawwamah, Bertempat di perut, lahirnya dari mulut ibarat hati bersinar hitam. Akibatnya bisa menimbulkan dahaga, kantuk dan lapar.
Amarah, artinya garang bisa menimbulkan angkara murka, iri dan emosional. Ia berada di empedu, timbulnya lewat telinga bak hati bercahaya merah.
Sufiyah, Nafsu yang menimbulkan birahi, rindu, keinginan dan kesenangan. Sumber dari Limpa timbul lewat mata bak hati bercahaya kuning.
Muthmainah, Berarti rasa ketentraman. Punya watak yang senang dengan kebaikan, keutamaan dan keluhuran budi. Nafsu ini timbulnya dari tulang, timbul dari hidung bagai hati bersinar putih.
Lelaku Puasa.
Ritualnya di mulai dengan reresik raga ( membersihkan badan ). Badan harus bersih dari kotoran dunia, caranya dengan siram jamas ( mandi besar ).
Kalau perlu menggunakan kumkuman ( rendaman ) bunga lima warna, Mawar, Melati, Kenanga, Kanthil putih, Kanthil kuning. Waktu mandi membaca doa ” Ingsun Adus Ing Banyu Suci, Kang adus badan sejati, Kakosokan nyowo sejati, Amulyaaken kersane Pangeran ( Aku mandi di air suci, Yang mandi badan sejati, membersihkan nyawa sejati, memuliakan takdir Illahi.
Lelaku, jangka waktu puasa ini sehari semalam yang di mulai pukul 24.00 WIB di akhiri pukul 24 WIB hari berikutnya. lelaku puasa yang lebih bersifat khusus. Jangka waktunya 3 hari. Keistimewaan puasa ini menurut pinisepuh ( para arif ) jawa terletak pada nilai amalannya. Seseorang yang melakukan puasa dina dulur ini, nilai amalannya hampir sama dengan puasa 40 hari. Keistimewaan lain adalah terletak pada mustikanya. Puasa ini di yakini dapat menyelesaikan problematika hidup yang sangat berat dalam waktu yang sangat mendesak.
Tiga weton dan buang sengkala.
Ritual Puasa dina dulur ini selama 3 hari, dan harus tepat pada hari Selasa Kliwon, Rabu Legi dan Kamis Pahing. Tentu saja ini dari hitungan kalender jawa, atau umumnya dalam satu bulan terdapat 3 hari yang berurutan ini. Tinggal kita saja yang menentukan ada kesiapan atau tidaknya niatan yang mantap untuk menjalankan lelaku puasa khusus ini.Jangka waktunya juga sama dengan waktunya puasa puasa kejawen lainnya. Dimulai ( sahur ) pada pukul 24 WIB di akhiri ( Berbuka ) pada pukul 24 WIB hari berikutnya. Demikian juga kesiapan jiwa raga seseorang yang hendak berpuasa. Di pagi harinya, sebelum hari (H) ia wajib melakukan pembersihan diri dengan cara " siram jamas " ( mandi besar ) lebih baik kalau menggunakan kumkuman ( rendaman ) bunga setaman yang baru di beli di pasar.
Cara mandi jamas ini tidak boleh sembarangan. Rendaman bunga yang tercecer itu harus di kumpulkan dan di larung ( di buang ) di sungai. Hal ini di dasarkan pada mitos "sengkala" ( nasib buruk/dosa dosa ). Termasuk sifat buruk dan nafsu dalam diri manusia harus harus di buang jauh. Larung di maknakan di buang jauh. Sedangkan sungai ( muaranya menuju lautan bebas ) sebagai simbol dunia luas dan tak terbatas.
Bubur Lima Warna.
Akan lebih sempurna bila dalam ritual larung ini di sertakan sesajen berupa bubur lima warna. Hitam, putih, Merah, Kuning dan merah di beri titik putih. Lima warna ini berarti menghormat pada " Keblat Papat Limo Pancer " ( Keblat 4 5 bumi tempat berpijak ). Hitam berada di utara, merah di selatan, kuning bertempat di barat dan putih berada di timur.Khusus Filosofi bubur merah bertitik putih, sebenarnya di artikan penghormatan kepada orang tua. Bisa juga sesepuh ( leluhur kita ) baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Namun dalam khasanah kiblat tadi di maknakan pancer.Tentang bubur lima macam ini bisa kita kaitkan dengan simbolisasi bunga lima warna. Dan semua unsur ini di maksudkan sebagai pelengkap sebelum melakukan puasa dino dulur. tetapi jauh di balik ini semua ada mitos bahwa semua unsur itu sebagai pendukung ( kekuatan batin ) dalam melaksanakan puasa. Sekaligus penguat dan peneguh iman seseorang dalam menjalankan ritual puasanya.
Saudara-Saudara Halus / Sedulur papat kalimo pancer
Orang Jawa tradisional percaya eksistensi dari sedulur papat ( saudara empat ) yang selalu menyertai seseorang dimana saja dan kapan saja, selama orang itu hidup didunia. Mereka memang ditugaskan oleh kekausaan alam untuk selalu dengan setia membantu, mereka tidak tidak punya badan jasmani, tetapi ada baik dan kamu juga harus mempunyai hubungan yang serasi dengan mereka yaitu :
a. Kakang kawah, saudara tua kawah, dia keluar dari gua garba ibu sebelum kamu, tempatnya di timur warnanya putih.
b. Adi ari-ari, adik ari-ari, dia dikeluarkan dari gua garba ibu sesudah kamu, tempatnya di barat warnanya kuning.
c. Getih, darah yang keluar dari gua garba ibu sewaktu melahirkan, tempatnya di selatan warnanya merah
d. Puser, pusar yang dipotong sesudah kelahiranmu, tempatnya di utara warnanya hitam.

Selain sedulur papat diatas, yang lain adalah Kalima Pancer, pancer kelima itulah badan jasmani kamu. Merekalah yang disebut sedulur papat kalimo pancer, mereka ada karena kamu ada. Sementara orang menyebut mereka keblat papat lima tengah, ( empat jurusan yang kelima ada ditengah ). Mereka berlima itu dilahirkan melalui ibu, mereka itu adalah Mar dan Marti, berbentuk udara. Mar adalah udara, yang dihasilkan karena perjuangan ibu saat melahirkan bayi, sedangkan Marti adalah udara yang merupakan rasa ibu sesudah selamat melahirkan si jabang bayi. Secara mistis Mar dan Marti ini warnanya putih dan kuning, kamu bisa meminta bantuan Mar dan Marti hanya sesudah kamu melaksankan tapa brata ( laku spiritul yang sungguh-sungguh )
mereka itu selalu bersama kamu, menjaga kamu dimanapun kamu berada. Mungkin kamu tidak menyadari bahwa mereka itu menolongmu dalam setiap saat kegiantanmu, mereka akan senang, bila kamu memperhatikan mereka, mengetahui akan keberadaan meraka. Adalah bijaksana untuk meminta mereka supaya berpatisipasi dalam setiap kegiatan yang kamu lakukan, seperti : minum, makan, belajar, bekerja, meyopir, mandi dam lain-lain.
Dalam batin kamu mengundang mereka, misalnya :
1. Semua saudara halusku, saya mau makan, bantulah saya ( ewang-ewangono ) artinya mereka itu akan membantumu, sehingga kamu selamat pada saat makan dam makanan itu juga baiak untukmu.
2. Semua saudara halusku, bantulah saya untuk menyopir mobil dengan selamat sampai kantor. Ini artinya kamu kan menyopir dengan selamat sampai ke kantor, tidak ada kecelakaan yang terjadi pada kamu, pada mobil dan yang lain-lain.
3. Semua saudara halusku, saya akan bekerja, bantulah saya supaya bisa meyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dan lain-lain.

Tetapi kamu jangan meminta partisipasi mereka pada waktu kamu mau tidur, untuk hal itu kamu harus berkata : saya mau tidur lindungilah saya ( reksanen ) pada waktu saya tidur, kalau ada yang mengganggu atau membahayakan, bangunkanlah saya, sambil membaringkan badan ditempat tidur sebelum menutup mata, dengan meletakkan tangan kanan didada, menyentuh jantung, katakanlah : “ saya juga hidup “
Dengan mengenali mereka artinya kamu memperhatikan mereka dan sebaliknya mereka pun mengurusi kamu. Kalau kamu tidak memperhatikan mereka, mereka tidak akan berbuat apapun untuk menolongmu, mereka mengharap supaya secepatnya kamu kembali ke asalmu, supaya mereka itu secepatnya terbebas dari kewajibannya untuk mendampingimu. Ketika kamu kembali kealam kelanggengan, mereka juga akan pergi dan berharap diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dilahirkan sebagai manusia dengan jiwa dan raga dalam hidup baru mereka di dunia.
Weton adalah peringatan hari lahir seseorang yang terjadi setiap 35 hari sekali. Untuk orang Jawa tradisional mengetahui wetonnya itu penting dan harus diingat kapan wetonnya itu, dengan mengetahui tanggal, bulan, tahun kelahiran seseorang bisa ditentukan hari wetonnya.

1. Pada saat weton biasanya akan dibuat semacam sesaji sederhana yang berupa secawan bubur merah putih dan satu gelas air hangat. Pemberian ini adalah untuk saudara-saudara halus, dengan mengatakan: ini untuk semua saudara halusku, aku selalu ingat kamu, mengenali kamu, maka itu bantulah dan jagalah aku. Sesaji sederhana ini juga untuk mengingatkan dan bersyukur kepada ibu dan ayah, karena melalui merekalah kamu dilahirkan dan hidup di dunia ini. Selanjutnya untuk mengingat dan menghormati para leluhur dab yang paling penting untuk mengingat dan memuji Sang Pencipta Hiduo, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Cara yang lengkapuntuk meyebut saudara-saudara halus tersebut adalah : Mar marti, kakang kawah, adi ari-ari, getih puser sedulur papat, kalimo pancer .
- Bantulah saya (katakan apa keperluanmu)
- Jagalah saya pada waktu saya tidur
Sebaliknya kamu menyebut nama mereka dengan lengkap sehingga kamu menjadi biasa dengan mereka (jumbuh) misalnya untuk beberapa bulan. Sesudah itu kamu boleh memanggil mereka semua : saudara halusku.
Tetapi pada saat kamu berdoa atau meditasi, kamu menyebut dengan nama lengkap, juga pada saat kamu memberikan sesaji untuk mereka, katakanlah nama mereka satu demi satu. Kamu hendaknya tahu bahwa kakang kawah dan adi ari-ari adalah yang paling banyak membantu kamu. Kakang kawah selalu berusa dengan sebaik-baiknya supaya semua keinginan dan usahamu terealisir sedangkan adi ari-ari selalu berusaha menyenangkan kamu.
Oleh karena itu pada saat kamu akan melakukan hal yang penting atau sebelum berdoa, sesudah menyebutkan nama lengkap mereka satu persatu, ulangi lagi dengan menyebut kakang kawah dan adi ari-ari untuk membantumu.

2. Selain memberikan sesaji kepada saudara-saudara halus kamu bisa menyucikan diri, antara lain dengan cara berpuasa selama 24 jam, hanya makan buah dan sayuran ; makan nasi putih dan minum air putih ; tidur sesudah tengah malam atau tidak tidur sama sekali dan lain-lain.
Ada juga yang melakukan selama tiga hari berturut-turut, yaitu satu hari sebelum weton, pada saat weton dan sehari sesudah weton yang disebut Ngapit.dengan selalu meminta partisipasi dari saudara-saudara halusmu, ini berarti kamu aktif secara lahir maupun batin
Yang melakukan sesuatu itu bukan hanya aku, tetapi Ingsun yaitu aku-lahir, luar (jobo) bersama dengan aku dari batin (jero). Maka itu orang Jawa yang mau melakukan hal penting berkata : Niat Ingsun.
Dengan melakukan laku spiritual seperti tersebur diatas, biasanya orang berharap supaya hidupnya selamat dan sejahtera, atau untuk penghayatan ilmu sejati merasa lebih dekat kepada hidup sejati atau kasunyatan.

Macam-macam Puasa Orang Jawa Tulen

Puasa & Tapa merupakan salah satu lelaku prihatin yang dijalankan untuk mempurifikasi Jiwa, mencapai ketenangan batin disamping juga menjaga kesehatan. Puasa atau tapa merupakan sarana meditasi untuk menutup babahan hawa sanga ( sembilan lubang nafsu ) guna mencapai tingkat pengendalian sempurna atas diri. Ada berbagai macam puasa/tapa yang dilakukan orang Jawa, antara lain :

1. Mutih
Dalam puasa mutih ini seseorang tdk boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tdk boleh ditambah apa-apa lagi. Betul-betul hanya nasi putih dan air putih saja.

2. Ngeruh
Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya boleh memakan sayuran / buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur dsb.

3. Ngebleng
Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur-pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahaya-pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam melakoni puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.

4. Pati geni
Tapa yang berpantang memakan segala makanan yang dimasak menggunakan api ( geni ). Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dst. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan didalam kamar (dengan memakai pispot atau yang lainnya).

5. Ngelowong
Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24 jam).
Diperbolehkan keluar rumah.

6. Ngrowot
Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja! Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja.

7. Nganyep
Puasa ini adalah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Perbedaan dengan Mutih adalah makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.

8. Ngidang
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja seperti hewan kijang. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.

9. Ngepel
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja.

10. Ngasrep
Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja sehari.

11. Senin-kamis
Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini identik dengan agama islam.

12. Wungon
Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.

13. Tapa Jejeg
Tidak duduk selama 12 jam setiap hari selama tapa/puasa.

14. Lelono
Melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam sampai jam 3 subuh (waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri

Monday, October 24, 2011

Perjalanan sufi ,yang suka berkelana

Dari Irak ini konon melebihi Rumi dan Hallaj Dia adalah teoritikus sufi sekaligus sastrawan baser.Nama mistikus ini agak asing di telinga kita. Tidak seperti al-Hallaj, ia seakan kurang begitu terdengar. Padahal dimata para ahli tasawuf, pandangan-pandangan sufistiknya sangat berpengaruh. Terbukti dari banyaknya para sufi sesudahnya yang banyak mengikutinya. Dia adalah An-Nifari, yang telah meninggalkan jejak kesufian yang luar biasa. Dalam memaknai tasawuf, misalnya, ia lebih berhati-hati. Itu sebabnya ia menjadi panutan bagi para sufi yang lain. Nama lengkapnya ialah Muhammad ibnu Abdul Jabbar bin al-Husain an-Nifari. Di dunia sastra klasik Irak, namanya menjulang karena karya-karyanya yang masyhur. Tapi sejarah hidupnya sulit dilacak. Menurut catatan , ia lahir di Basrah, Irak, tapi tanggal dan tahunnya sulit ditemukan. Bisa dimaklumi, karena dia suka menyendiri. Apalagi dia lebih suka berkelana. Itu pula sebabnya seorang pengamat sufisme Dr. Margareth Smith mernjulukinya sebagai “Guru besar di jalan Mistik.” Kalaupun sekarang ditemukan karya-karyanya, hal itu semata-mata lantaran jasa orientalis Ingris, Arthur Jhon Arbery, pengamat Islam ini berhasil menerjemahkan beberapa karya an-Nifari pada 1934 – meski tidak semuanya berhasil dilacak. Bisa dimaklumi jika karya-karyanya penuh dengan catatan perjalanan spritual – yang tahap demi tahap dilakukannya sampai kepuncak ruhaniyah paling tinggi. Sosok an-Nifari memang unik. Pengalaman spritualnya terbingkai dengan indah dalam bahasa sastra nan elok. Karena itu tak dapat dipungkiri bahwa nama an-Nifari disejajarkan dengan para sufi dan sastrawan Irak lainnya. Bait-bait puisinya selalu menampilkan pemaknaan tentang Allah. Dengarlah, misalnya, puisinya tentang penyerahan diri kepada Allah. Ilmu adalah huruf yang tak terungkap kecuali oleh perbuatan. Dan perbuatan adalah huruf yang tak terungkap kecuali oleh keikhlasan. Dan keikhlasan adalah huruf yang tak terungkap kecuali oleh kesabaran. Dan kesabaran adalah huruf yang tak terungkap kecuali oleh penyerahan. Menurut An-Nifari, sabar ialah upaya untuk menahan diri dalam menanggung penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak di inginkan, maupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi. Sabar adalah kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuh atas dasar ajaran agama. Karena merupakan kondisi mental dalam mengandalikan diri, sabar merupakan salah satu tingkatan yang harus dijalani oleh seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam tingkatan-tingkatan yang harus dilalui oleh seorang sufi, biasanya sabar diletakkan sesudah zuhud, karena orang yang dapat mengendalikan diri dalam menghadapi duniawi berarti telah berusaha menahan diri dari dunia. Keberhasilan dalam tingkatan zuhud akan membawanya ke tingkatan sabar. Dalam tingkatan sabar ia tidak lagi terguncang oleh penderitaan, dan hatinya sudah betul-betul teguh menghadap Allah SWT. . Sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah pengetahuan atau kesadaran bahwa sabar mengandung kemaslahatan dalam agama, dan memberi manfaat bagi seseorang dalam menghadapi segala problem kehidupan – yang seterusnya bersemayam di hati. Dalam kesanggupan dalam mengendalikan kesabaran, manusia dibagi menjadi tiga tingkatan. Pertama, orang yang sanggup mengalahkan hawa nafsu karena mempunyai daya juang dan kesabaran yang tinggi. Kedua, orang yang kalah oleh hawa nafsu. Ia telah mencoba bertahan atas dorongan nafsu, tapi karena kesabarannya lemah, ia kalah. Ketiga, orang yang mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsu, tapi suatu kali ia kalah, karena besarnya dorongan nafsu. Dalam hal ini para sufi berpijak pada hadis Rasulullah SAW yang di riwayatkan oleh Imam Tirmidzi, “Sabar terhadap segala sesuatu yang engkau benci merupakan kebajikan yang sangat besar.” Sikap kepasrahan itu ia ungkapkan dalam bahasa yang begitu indah. Puisi ini menggambarkan bagaimana memaknai kepasrahan kepada Allah secara mendasar, kepasrahan dengan totalitas yang penuh, yang menghasilkan pemaknaan yang benar tentang islam. Dan itulah pula makna sujud dalam shalat. Bukan hanya kening yang melekat dihamparan Sajadah, tapi lebih jauh lagi adalah menyerahkan segenap jiwa dan raga kepada Allah. Pemahamannya yang tinggi terhadap nilai-nilai tasawuf menempatkannya dalam deretan teoritikus mistik yang piawai. Ada yang berpendapat, An-Nifari mempunyai kemiripan dengan al-Hallaj, keduanya telah mencapai Wahdatus Syuhud (penyatuan penyaksian). Bedanya hanya dalam hal kehati-hatian. An-Nifari cendrung lebih hati-hati, sementara al-Hallaj dan al-Bustami lebih suka berterus terang, al-Hallaj dalam menanggapi perjalanan spritualnya sering kali emosional. Kata-katanya tidak jarang menimbulkan kontroversi. Bahkan gara-gara pencapaiannya yang diluar jangkauan kaum awam, ia dihukum mati. Berbeda dengan al-Bustami dan an-Nifari yang lebih hati-hati dalam mengungkapkan pencapaian-pencapaian spritualnya Terlepas dari semuanya, pemikiran tasawufnya memang sangat memukau. Tasawuf, dikaji secara mendalam dengan argumentasi yang cerdas. Sufisme merupakan bahasa spritual sekaligus ilmu pengetahuan. Melalui simbol-simbol tampaklah perjalanan dan konsep-konsep tentang tasawuf. Meski dengan dengan hati-hati, seorang sufi mampu menerjamahkannya dalam sebuah pola pikir yang pas. An-Nifari menulis sebuah buku berjudul al-Mawafiq wal Mukhthabat (posisi-posisi dan percakapan-percakapan). Para pengamat sufi mengakui, karya ini sarat dengan simbol. Di dalamnya terkandung berbagai kiasan yang sering menimbulkan kontroversi dalam penafsiran. Jika menafsirkannya kurang hati-hati pastilah bisa menimbulkan pemaknaan yang salah. Mendiktekan Ide Buku tersebut dibagi dalam dua bagian penting, tapi dua-duanya tidak bisa dipisahkan satu dari yang lain. Menurut Afifuddin at-tilmisani, pensyarah karya-karya an-Nifari, sayang ia tidak menulis sendiri karya-karyanya. Melainkan hanya mendiktekan ide dan pengalaman spritualnya kepada anaknya. Atau hanya menulis pada sobekan-sobekan kertas yang kemudian di susun kembali oleh anaknya. Andai ia menulis sendiri, pastilah jauh lebih sempurna dan indah. Bagian pertama kitab itu menjelaskan tentanag maqam, posisi, atau tempat berdiri seorang sufi, sementara Muafiq (Jamak dari Mauqif) menunjukkan posisi seorang sufi dalam tingkatan spritualitas. Posisi itu sendiri disebut “Waqfah”, yang juga merupakan sumber ilmu. Tentang hal ini, Dr. Fudholi Zaini, pengamat sufi dari Indonesia, menulis “Waqfah” adalah Ruh dari Ma’rifat, dan pada Ma’rifat adalah Ruh dari kehidupan. Pada waqfah telah tercakup didalamnya Ma’rifah, dan pada Ma’rifah telah tercakup di dalamnya ilmu. Waqfah berada di balik kejauhan (al-Ab’ud) dan kedekatan (al-Qurb) dan Ma’rifah berada dalam kedekatan, dan ilmu ada dalam kejauhan. Waqfah adalah kehadiran Allah dan Ma’rifah adalah ucapan Allah, sementara ilmu adalah tabir Allah. Dengan demikian urutan dari besar ke kecil sebagai berikut: Waqfah, Ma’’ifah dan Ilmu. Proses penyaksian seperti itu pada seorang sufi menjadi hal yang sangat pribadi. Bila seorang sufi mencapai maqam tinggi, ucapan-ucapannya bisa menjadi sesuatu yang tidak jelas dan sulit dimengerti, bahkan dalam beberapa hal sulit dikomunikasikan. Oleh karena itu an-Nifari memilih diam ketika melewati tahapan spritualitasnya. Baginya kata-kata tidak bisa menampung pengalaman dan penglihatannya. Dalam kitab tersebut juga diterangkan tentang ilmu dan amal perbuatan atau Ma’rifah dan Ibadah. Ia berpendapat bahwa hakikat ilmu adalah perbuatan, hakikat perbuatan adalah keikhlasan, hakikat keikhlasan adalah kesabaran, dan hakikat kesabaran adalah penyerahan. Dan baginya hakikat tidak akan terbentuk kecuali dengan Syari’at. Demikian pula ide tidak akan terlaksana jika tidak ada penerapan dan perbuatan. Oleh karena itu keterkaitan antara Syari’at dan hakikat menjadi sangat penting.

Spiritual Kehidupan Manusia

SPIRAL KEHIDUPAN PERTAMA Anak-anakku Pengantin Baru (juga saudara-saudaraku para Pengantin Lawas). Kalian akan segera memasuki Lingkaran Spiral Ketiga dalam kehidupan kalian, bahkan insya Allah dengan perkenan-Nya, kalian juga akan memperoleh amanah untuk mengukir seorang kekasih Allah Yang Maha Pengasih, memasuki Lingkaran Spiral Pertama. Jika kalian sudah memasuki Lingkaran Spiral Ketiga, tidaklah berarti lingkaran-lingkaran spiral yang lain, lebih-lebih Lingkaran Pertama dan Kedua boleh diabaikan. Lingkaran Pertama dan Kedua justru harus terus menerus dimantapkan, disempurnakan agar kehidupan kita semakin lebih bermakna. Untuk memaknai Lingkaran Pertama, wahai pembaca – para kekasih Allah – marilah kita pahami terlebih dulu inti dari diri kita, yakni ruh dan tubuh. Karena sinergi dari ruh dan tubuh itulah sesungguhnya yang kami maksudkan dengan Lingkaran Spiral Kehidupan Yang Pertama. Sayangnya amat sangat sulit untuk mempe¬lajari ruh, sebab sebagaimana firman Allah swt dalam Surat Al-Isra’ ayat 85: “Dan mereka pun bertanya kepada engkau perihal ruh. Katakan¬lah, Ruh itu urusan Tuhanku. Dan tidaklah diberikan kepada kamu ilmu mengenai¬nya, melainkan sedikit.” Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar yang enak dibaca menuturkan, ada satu riwayat yang diterima dari Ibnu Abbas bahwa ruh yang dimaksud di sini ialah malaikat. Memang ada beberapa ayat dalam Al-Quran yang ruh itu berarti Malaikat (Surat Al Qadar, 97:4 dan Surat An Naba’, 78:38). Tetapi sebagian besar ahli ta’wil mengatakan bahwa ruh yang ditanyakan dalam ayat ini adalah ruh yang ada dalam tubuh manusia, yang merupakan suatu perkara besar, yang ilmu manusia tidaklah sampai kepadanya. Tuhan hanya memberikan ilmu yang sekelumit, supaya manusia insyaf bahwa tidaklah kita mempunyai upaya untuk mengetahui hakikat diri kita sendiri, usahkan mengetahui hakikat orang lain, apatah lagi Tuhan. Dan insyaflah bahwa hijab untuk menutupi kita dengan Tuhan ialah diri kita sendiri. Menurut Buya Hamka, di sinilah manusia dapat memahami suatu kalimat yang terkenal, yang senantiasa dijadikan buah tutur dan dikatakan sebagai hadis oleh setengah ahli tasawuf, yaitu: “Barang siapa yang telah mengenal akan dirinya, niscaya kenallah dia akan Tuhannya.”

Saturday, October 22, 2011

Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah Selama Tiga Hari Tidak Makan Apa-apa

Sejarawan dan ahli nasab, Ibnu Sa’ad, berkata di dalam kitabnya Ath-Thabaqatul Kubra,VI: 372, saat membicarakan Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah (lahir tahun 97 H, dan wafat tahun 161 H), “Sufyan Ats-Tsauri bersembunyi dari Khalifah Abbasiyyah Al-Mahdi karena suatu kalimat kebenaran yang ia katakan, dan membuat Al-Mahdi marah. Al-Mahdi mencarinya untuk menghukumnya. Maka, Sufyan Ats-Tsauri bersembunyi di Mekah dan tidak muncul di hadapan khalayak. Pada waktu itu, ia mengalami kemiskinan dan kesulitan hidup yang sangat berat. Saat ia dalam keadaan miskin dan sulit ini, saudara perempuannya mengirimkan sekantong khusykananaj kepadanya dari Kuffah melalui kawannya, Abu Syihab Al-Hannath. Abu Syihab Al-Hannath pun tiba di Mekah. Saat ia bertanya tentang Sufyan, maka ditunjukkan kepadanya, bahwa boleh jadi Sufyan sedang duduk di balik Ka’bah setelah pintu Al-Hannathin. Abu Syihab berkata, “Aku pun pergi ke tempat yang di maksud, Sufyan adalah kawanku. Aku melihatnya tengah terlentang, lalu aku memberinya salam. Namun, tidak bertanya apapun seperti biasanya, dan tidak menjawab salamku. Aku berkata padanya, “Sesungguhnya saudara perempuanmu mengirimkan satu kantong kue dan khusykannaj untukmu.“ Ia berkata, “Bawa sini cepat.” Lalu ia pun duduk. Aku berkata, “ Wahai Abu Abdillah, aku datang kepadamu, tetapi kamu tidak menjawabnya. Namun, ketika aku katakana kepadamu bahwa aku membawa sekantong kue yang tidak seberapa harganya, maka kamu segera duduk dan berbicara kepadaku.” Ia menjawab, “Wahai Abu Syihab, jangan menyalahkanku sudah tiga hari ini aku tidak makan apa-apa.” Abu Syihab pun berkata, “Ya,aku memakluminya.”

Hidayah Islam perjalanan Kehidupan Nabi Muhammad

Kehidupan Agama Pada awalnya, mayoritas Bangsa Arab mengikuti Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yaitu ajaran tauhid untuk beribadah hanya kepada Allah Ta’ala. Setelah berlalunya waktu yang panjang, mereka melalaikan hal tersebut, walaupun ada sisa-sisa peninggalan ajaran tauhid Nabi Ibrahin ‘alaihissalam. Hingga suatu saat di Mekah tersebutlah seorang yang bernama Amr bin Luhay dari suku Khuza’ah yang sangat dihormati dan dimuliakan kaumnya karena kedermawanan dan prilakunya yang baik. Suatu ketika, ia pergi ke Syam dan di sana melihat masyarakatnya menyembah berhala sebagai bentuk ibadah. Ia menyimpulkan bahwa itu adalah perbuatan baik. Sekembalinya dari Syam, Amr pun membawa berhala yang bernama Hubal dan meletakkannya di ka’bah. Lalu dia mengajak kaumnya untuk melakukan apa yang dilakukan penduduk Syam. Karena pengaruh kedudukannya, tak lama penduduk Mekah pun menjadi penyembahan berhala dan menjadi agama baru bagi mereka. Ajaran tersebut dengan cepat menyebar ke wilayah Hijaz (Mekah dan sekitarnya) hingga menyebar luas meliputi Jazirah Arabi. Bahkan, di sekitar Ka’bah ada ratusan berhala yang disembah. Dari sanalah mulai lagi bermunculan berbagai bentuk kesyirikan, bid’ah, dan khurafat di masyarakat Arab. 2. Kehidupan Sosial Struktur kehidupan sosial masyarakat Arab berkelas dan bersuku-suku. Adanya pemandangan yang sangat kontras antara kaum bangsawan dengan segala kemewahan dan kehormatannya dengan rakyat jelata dengan segala kekurangan dan kehinaan yang tak terperi. Kehidupan antar suku pun penuh dengan persaingan yang sering mengakibatkan pertikaian dengan bumbu fanatisme kesukuan yang kental. Setiap anggota suku pasti membela orang yang satu suku dengannnya, tak peduli perbuatannya benar atau salah, sehingga terkenal ucapan di antara mereka, أنصر أخاك ظالما أومظلوما “Bantulah saudaramu, baik dia berbuat zalim atau dizalimi.” Perlakuan terhadap wanita juga tak kalah zalimnya. Laki-laki dapat melakukan poligami tanpa batas, bahkan dapat menikahi dua bersaudara sekaligus. Demikian pula mereka dapat dapat menceraikannya sesuka. Sementara itu perzinahan merupakan masalah biasa. Bahkan ada suami yang memerintahkan istrinya tidur dengan laki-laki lain semata-mata ingin mendapatkan keturunan mulia dari lakilaki tersebut. Kelahiran anak perempuan menjadi aib yang berat mereka tanggung, bahkan dikenal di sebagian mereka istilah wa’dul banat (mengubur anak wanita hidup-hidup). Perjudian dan minuman keras juga merupakan hal yang sangat lumrah dilakukan di tengah masyarakat, bahkan menjadi sumber prestise tersendiri. Kesimpulannya, kondisi sosial mereka sangatlah parah, sehingga kehidupan berlangsung tanpa aturan layaknya binatanag. 3. Kondisi Ekonomi Masyarakat Arab adalah masyarakat pedagang. Sebagian kecil penduduk pinggiran negeri, hidup secara bertani dan memelihara hewan ternak. Mereka belum mengenal dunia perindustrian. Hasil-hasil produksi biasanya mereka dapatkan dari Yaman atau Syam (Syam pada masa sekarang meliputi Palestina, Lebanon, Yordan, dan Suria). Kemiskinan cukup mewarnai kehidupan masyarakat, meskipun ada sejumlah pedagang besar dan bangsawan. 4. Akhlak terpuji Betapapun demikian, bangsa Arab masih memiliki beberapa akhlak yang sangat terpuji, walau kadang ditampilkan dengan cara yang salah. Diantaranya adalah kedermawanan, memenuhi janji, menjaga kemuliaan jiwa dan pantang dihina, pemberani, lemah lembut suka menolong dan sederhana.

Thursday, October 20, 2011

Karena Hidayah Adzan Subuh Orang terpangil untuk Mukalaf

Awalnya, suara adzan Subuh adalah "musuh" bebuyutan Wahyu Soeparno Putro. Ia merasa, suara itu sangat terganggu tidurnya. Namun siapa nyana, suara adzan Subuh itu pula yang justru membawanya menemukan jalan menjadi seorang mualaf -- seorang pemeluk Islam. Sepenggal kesaksian spiritual itu seperti tak pernah bisa dilupakan pada ingatan lelaki kelahiran Skotlandia, 28 Juli 1963. Termasuk ketika berbincang santai kepada Republika yang menemuinya di sela-sela kesibukannya melakoni syuting sebuah program televisi di Jakarta, Senin (4/6) lalu. Kenangan itu ibaratnya telah menjelma menjadi semacam sebuah napak tilas spiritual tertinggi bagi pemilik nama lahir Dale Andrew Collins-Smith. Ia antusias -- walau kadang dengan berkaca-kaca -- menceritakan kisah yang dilaluinya sekitar 12 tahun silam. Tepatnya, sekitar pada 1999 atau lima tahun setelah pengelanaannya ke Yogyakarta. Dale saat itu datang ke Yogyakarta dari Australia untuk mencari nafkah dari perusahaan kerajinan yang memekerjakan sedikitnya 700 karyawan. Di Kota Gudeg itu, dia tinggal mengontrak bersama teman. Namun seiring waktu berjalan, dia kemudian bertemu dengan Soeparno. Soeparno ini adalah ayah beranak lima yang bekerja sebagai seorang satpam. Singkat cerita Dale ini kemudian diajak menetap bersama di rumah Soeparno sekaligus juga diangkat sebagai anak dari keluarga besar Soeparno. Rumah Soeparno ini letaknya hanya sepelemparan batu saja ke arah masjid. Karena tak jauh dari masjid, tak mengherankan kalau setiap pagi suara adzan Subuh itu seperti meraung-raung di dekat daun telinganya. Rutinitas itu akhirnya membuat Dale selalu terbangun di pagi hari. Bahkan setelah menetap cukup lama di rumah Soeparno itu, dia selalu terbangun 5-10 menit lebih awal dari adzan Subuh. ''Ini yang membuat saya heran,'' katanya. ''Padahal sejak kecil saya tak pernah bisa bangun pagi, tapi di sana (Yogyakarta) saya mampu merubah pola hidup saya untuk bangun pagi.'' Di tengah proses menemukan 'hidayah', Dale yang telah menjadi yatim-piatu sejak usia 20 tahun itu kemudian mulai banyak bertanya-tanya tentang Islam. Hal-hal sederhana tentang Islam seperti sholat sampai puasa menjadi pertanyaan yang mengusik batinnya. Terkadang ia pun tak sungkan untuk bertanya kepada rekan-rekannya yang menganut Islam. Pergaulan yang kian terjalin akrab dengan lingkungan Yogya itu ternyata melahirkan pula sebuah sikap toleransi beragama pada diri Dale. Ketika Ramadhan tiba dan rekan-rekannya berpuasa, dia seakan terpanggil untuk 'ikut-ikutan' berpuasa. ''Awalnya saya cuma ingin mengetahui saja seperti apa sih rasanya puasa,'' kata dia. ''Tetapi setelah tahun ke dua atau ketiga di sana, puasa saya ternyata sudah full hingga puasa tahun kemarin,'' sambungnya dengan penuh bangga. Eksperimentasi dalam menjalani ibadah puasa maupun rutinitas bangun pagi menjelang adzan Subuh itu kemudian memberikan pula semacam perasaan tenang yang menjalar di dalam diri Dale. ''Saat itu saya merasa seperti sudah sangat dekat saja dengan orang-orang di sekitar saya,'' katanya sambil mengaku pada fase tersebut dia sudah semakin fasih berbicara Indonesia. Tak merasa cukup terjawab tentang Islam pada rekan sepergaulan, Dale kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada ketua pengurus masjid dekat tempatnya tinggal. Tapi sekali lagi, hasratnya untuk mengetahui Islam masih belum terpuaskan. Maka pada suatu ketika, bertemulah dia dengan seorang ustad bernama Sigit. Ustad ini masih berada satu kampung dengan tempat tinggalnya di kediaman Soeparno. ''Waktu saya ceritakan tentang pengalaman saya, dia malah berkata kepada saya,''Sepertinya malaikat mulai dekat dengan kamu','' kata Dale menirukan ucapan Pak Sigit. Mendengar ucapan itu, Dale merasakan seperti ada yang meledak-ledak di dalam dirinya. ''Semuanya seperti jatuh ke tempatnya,'' kata dia menggambarkan situasi emosional dirinya ketika itu. ''Saat itu saya juga sudah bisa menangkap secara akal sehat tentang Islam,'' ujarnya lagi. Ledakan yang ada di dalam diri itu kemudian membawa Dale terus menjalin hubungan dengan Pak Sigit. Dari sosok ustad itu, dia mengaku mendapatkan sebuah buku tentang Islam dan muallaf. Dan pada saat itu pula, niatnya untuk mempelajari sholat kian menggelora. Di saat hasrat di dalam diri semakin 'merasa' Islam, Dale kemudian bertanya pada Soeparno. ''Saya merasa lucu karena sudah seperti merasa Muslim,'' kata dia kepada Soeparno. ''Tetapi bagaimana caranya,'' sambung dia kembali. Mendengar ucapan pria bule, Soeparno sangat terkejut. Lantas lelaki ini menyarankan agar Dale masuk Islam saja melalui bantuan Pak Sigit. Lantas tidak membutuhkan waktu lama lagi, sekitar medio 1999, Dale Andrew Collins-Smith kemudian berpindah agama sekaligus berganti nama menjadi Wahyu Soeparno Putro. Dan, prosesi 'hijrah' itu dilakukannya di masjid yang mengumandangkan adzan Subuh dekat rumahnya. Yang dulu dianggap "mengganggu" tidurnya....

Akhirnya Mary memilih Islam Sebagai Agama Dunia Akherat

Mary Fatima Kaouch terlahir dari keluarga yang memegang prinsip iman Katolik, 1964 silam, di kota Rosrath, Negara bagian Nordrhein Westfalen, Jerman. “Sejak kecil saya dididik dengan agama Kristen katolik. tapi Alhamdulillah, waktu lahir ayah saya memberikan nama Fatima dan ibu memberikan nama Maria. Dari situ sebetulnya perjalanan Islam sudah mulai,” ungkap Siti Maryam sepenggal waktu lalu. Ia memulai pendidikan dasarnya di Jerman selama 9 tahun. Setelah itu ia melanjutkan ke jenjang sekolah kesejahteraan keluarga yang diselesaikannya selama 2 tahun. Berbeda dengan siswa lain di Sekolah Dasar, Mary banyak sekali bertanya tentang ajaran agama yang dianutnya. Kenapa Isa disebut anak Tuhan? kenapa Adam tidak disebut anak Tuhan? Kenapa Maria disebut ibu Tuhan? Dan pertanyaan lain yang mengusik hatinya. “Banyak orang yang yang menghindari pertanyaan saya. Ada yang tidak dijawab, ada yang dijawab seadanya, ada yang bilang kapan-kapan lagi saya jawab, ada yang bilang nanti kalau kamu sudah besar. Semua itu tidak memuaskan rasa penasaran saya,” kata penulis buku Hidayah dan Inayah ini. Negara Jerman, tempat rezim Fasis, Nazi, pernah berjaya ini melarang warganya membahas masalah agama. Kondisi seperti ini sangat menekan Mary sehingga tidak bisa leluasa mencari kebenaran yang selama ini tidak ditemukan dalam ajaran katolik yang dia anut. Akhirnya di usia yang masih muda, 16 tahun, Mary keluar dari agama Katolik dan merasa tidak tertarik lagi menanyakan kegelisahannya kepada orang lain. Mulai saat itu ia mengikuti suara hatinya. Mary tergolong anak ‘bengal’. Setiap kali diminta ke Gereja, ia turut. Namun, begitu tiba di depan pintu, Mary malah berputar arah ke restoran. “Bagi saya tidak penting berdoa di Gereja. Langsung saja berdoa kepada Tuhan (Gott) dari hati saya,” tutur Mary, setelah nyaris putus asa menemukan kebenaran ajaran agamanya. Tak hanya itu, Mary bahkan termasuk perokok berat. Setiap hari ia bisa menghabiskan 3 bungkus rokok merk Marlboro. Kebiasan menghisap zat adiktif ini berhenti total ketika ia masuk Islam, kelak. Meskipun ‘bengal’, Mary terbilang sukses di dunia pendidikan. Di Sekolah Kesejahteraan Keluarga, Mary lulus dengan nilai yang sangat memuaskan, bahkan mendapat penghargaan dari pemerintah, atas prestasinya itu . Selepas itu, hobi masak yang dimilikinya sejak kecil mendorong dia untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah kejuruan, Gastronomi, selama 3 tahun. Selama menempuh studi, Mary banyak mengikuti perlombaan memasak di hotel berbintang 3 hingga 5, dan selalu menjadi juara. Menginjak usia 19 tahun, selain kuliah, Mary pun bekerja paruh waktu di hotel Haus Lyskirchen, Jerman, yang diisinya di hari libur. Setelah dua tahun, Mary pindah ke hotel Intercontinental di kota Koln. Karena kejeniusannya Mary memperolah penghargaan Grand Diner Amical Des Grand Chapitre L’europe tahun 1985 (Koki terbaik dalam penyediaan Makan malam yang besar dan eksklusif). Setahun kemudian ia pindah lagi ke hotel Haus Lyskirchen di koln yang jaraknya kira-kira 30 km dari kota bonn dan mendapatkan kembali penghargaan Diner Amical. Selang 6 bulan ia ditawari jabatan sebagai Kepala Eksekutif di hotel Haus Lyskirchen. Namun Mary malah memilih mundur dan membuka restoran pribadi. Mary dengan usia yang masih relatif muda telah menjadi pengusaha sukses. Akan tetapi, uang yang banyak tidak membuat Mary merasa tenang. Masih ada sesuatu yang tetap mengusik hatinya. Inilah yang membuat Mary selalu berpindah-pindah tempat. Belum puas meraup uang dari restoran pribadinya, Mary kemudian bekerja sebagai Bandar Judi di salah satu Kasino di Bonn Jerman. “Perolahan uang yang cukup besar tidak memberikan kebahagiaan yang dicari. Hidup dengan hati gelisah karena melihat kerusakan hati orang lain. Lalu seorang kolega mendorong saya keluar dan mencari jalan baru,” urai wanita yang sempat menjadi nara sumber International Seminar and Workshop on Education di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan Jakarta ini. Suatu hari saat Mary berada di kafetaria ia bertemu dengan warga muslim Indonesia yang bekerja di kedutaan Besar Indonesia di Jerman, bernama Pandji Abdullah Garna. “Saya habis kerja selalu ketemu dia di kafetaria, karena dia sama koleganya main catur setiap sore di kafetaria. Kita saling menatap dan akhirnya kenalan. Allah yang sudah mengaturnya,” tutur penggemar minuman Capuccino ini. Sekitar 4 tahun berkenalan, Mary kemudian diajak menikah oleh Pandji di negerinya, Indonesia. Mary awalnya ragu, namun kemudian ia pun menyetujui permnintaan Pandji. Maka pada tahun 1992 Mary bersama Pandji berangkat berlibur ke Indonesia. “Orang Islam kalau di Indonesia menikah harus dengan orang Islam lagi,” tutur Mary mengenang ungkapan Pandji. Maka, sehari sebelum menikah Mary pun meminta syarat kepada keluarga Pandji untuk menerangkan agama Islam. “Saya minta penjelasan tentang Islam karena itu menyangkut keyakinan hubungan yang sangat dalam, saya harus kenal dulu,” ungkapnya. Mary pun diundang salah satu Kyai yang fasih berbahasa Inggris untuk menerima penjelasan ajaran Islam. Mary kemudian mencurahkan kegelisahan yang selama 15 tahun ini terbelenggu. Ia bertanya tentang konsep trinitas yang dianut agama Kristen, semisal kenapa Siti Maryam dipanggil ibu Allah, padahal Allah itu satu dan ia diciptakan oleh Allah? Bbegitu pun dengan Yesus dan puluhan pertanyaan lainnya yang dulu sempat mengganggu pikiran dan hatinya. Seluruh pertanyaan dijawab tuntas oleh Kyai tersebut, diiringi lantunan ayat alquran untuk menguatkan jawaban. Tak terasa rasa haru menyeruak di kedalaman hatinya. “Ini rahasia yang saya cari bertahun-tahun, saya tanya banyak pertanyaan dia jawab dari Alquran sampai menyentuh hati, di situ saya tertarik ajaran Islam. Allah benar-benar memberi hidayah yang sangat besar,” kenang Mary sambil menitikan air mata. Kegelisahan Mary kini terjawab sudah ia pun memutuskan untuk memeluk Islam dan menikah secara Islam di daerah Sukahaji, Gegerkalong, Bandung. Nama Maryam diambil atas usul seorang teman. Maryam Binti Imran sebagaimana diketahui adalah perempuan saleh yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mengabdi kepada Allah. Ihwal kepindahan keyakinan ini tidak diberitahukan Mary kepada orangtuanya. “Saya tidak memberi tahu ibu. Saya takut karena orangtua Katolik, dia pasti bilang tidak boleh. Kalau bilang tidak boleh, maka saya akan nurut. Namun, sekarang Orangtua saya sudah tahu saya telah masuk Islam”, tutur perempuan yang kerap melakukan kontemplasi (perenungan) ini. Nama Siti Maryam sebagai pengabdi Allah kemudian terwujud buktinya 9 tahun kemudian. Mary semakin aktif berdakwah dari satu masjid ke masjid lainnya baik di wilayah pedesaan ataupun di perkotaan, sekitar Bandung. Ia tidak malu pergi ke tempat ceramah dengan hanya berkendara sepeda motor, atau bahkan berjalan kaki. Saat disapa Bu Mary kesini bersama siapa? Ia selalu menjawab, “bersama Allah” . Bagi Mary dasar keislaman harus dibuktikan dengan Ilmu, iman dan amal saleh. “Iman dan kesalehan adalah dua hal yang bersatu padu. Tidak ada Iman, tanpa kesalehan, tidak ada kesalehan tanpa iman. Itulah sebabnya Allah sering menyebut dua kata ini secara bersamaan. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh,” pungkas Mary.

Tuesday, October 4, 2011

Manusia yang di cintai Alloh swt

Ternyata ada 8 manusia yang dicintai Allah : 1. Al-Muhsinin (Orang yang bersikap baik) 2. Al-muqsithin (Orang yang hidup sederhana) 3. Al-Mutawakkilin (Orang yang bertawakal) 4. Al-Muthahharin (Orang yang mensucikan diri) 5. Al-Muttaqiin (Orang yang bertaqwa) 6. Ash-shaabiriin (Orang yang sabar) 7. At-Tawwaabiin (Orang yang bertaubat) 8. Al-Mujahidin (Orang yang berjihad) . dan ada keterangan lain mengatkan : Hati adalah badan, dan Ruh adalah nyawanya. Ruh pula yang langsung terkait dengan Tuhan, dan keterkaitan itu dinamakan As-sir (Rahasia) Ruh adalah nyawanya hati, dan As-sir adalah nyawanya Ruh. Boleh juga dikatakan bahwa hakikat hati adalah Ruh, dan hakikat Ruh adalah As-sir. As-sir atau rahasia yang sampai kepada Tuhan, dan As-sir yang masuk ke hadrat-Nya. As-sir inilah mampu untuk mengenal Allah karena As-sir adalah hakikat semua yang berwujud

Cerita Perjalanan PARA WALI

Ruh itu kekal, namun Ruh akan lepas dari jasad. Kalam Allah itu kekal, namun bila kalamullah melekat dalam jasad para khufadz (orang yang hafal Al-Qur'an) maka jasadnya tidak akan pernah sirna/hancur. Hakikat manusia itu adalah Ruh, ruh itulah yang kekal, sebab itu dikatakan ilmu hakekat. Oleh demikian apabila kita mempelajarinya sungguh-sungguh ilmu rohani ini hingga membersihkan hati, waktu itu yang hanya kita miliki adalah sifat-sifat Mahmudah yaitu sifat-sifat terpuji. Sifat-sifat Mazmumah yaitu sifat-sifat terkeji sudah tidak ada lagi. Maka jadilah kita orang yang bertaqwa yang akan diberi bantuan oleh Allah SWT didunia dan akherat . Manusia itu dibagi menjadi 7 tingkatan : 1. Manusia yang berada dalam nafsul ammarah maqam mereka => Agyar 2. Manusia yang berada dalam maqam nafsul lawwamah maqam mereka => Anwar 3. Manusia yang berada dalam nafsul Mulhamah maqam mereka => Kamal 4. Manusia yang berada dalam nafsul muthma'innah 5. Manusia yang berada dalam nafsul radhiyah maqam mereka => Wisal 6. Manusia yang berada dalam maqam nafsul mardhiyah maqam mereka => Tajalli af'al 7. Manusia yang berada dalam nafsul kamillah maqam mereka => Tajalli sifat .