Saturday, May 21, 2011

Al Quran Terjaga Kemurniannya

Al Qur’an adalah kitab yang diyakini kesuciannya oleh umat Muslim. Dia dijadikan rujukan utama dalam mengenal ajaran agama Islam. Dalam keyakinan umat Muslim Al Qur’an telah dijaga Allah, sehingga setiap ayatnya, bahkan setiap hurufnya selalu dijaga dari perubahan, pengurangan dan penambahan.

Kalo melihat firman Allah
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS 15:9)
Penjelasan Quran terbitan DEPAG : Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur'an selama-lamanya.

Benarkan Al Qur’an itu demikian? Jawabannya : TIDAK !

Mari kita lihat sumber2 dari kalangan muslim sendiri.

Khalifah Umar ibn al Khaththab membeber fakta yang tersembunyi ini:
Umar bin Khaththab, ia berkata, “Nabi Muhammad saw. bersabda:
“Al Qur’an itu adalah terdiri dari sejuta dua puluh tujuh ribu huruf, barang siapa membacanya dengan niat mengharap pahala maka baginya untuk setiap hurufnya seorang istri dari bidadari.” [1]

Para ulama Ahlusunnah menyebutkan bahwa bilangan huruf Al Qur’an yang sekarang tersisa di kalangan umat Muslim-pengikut Muhammad- berkisar antara: 323015 huruf, atau 321000 huruf, atau 340740 huruf.[2]

Itu artinya jumlah ayat Al Qur’an yang hilang sebanyak lebih dari 686260 huruf.

As Suyuthi –seorang pakar Al Qur’an Sunni - mengakui bahwa Al Qur’an yang ada sekarang kurang dari jumlah itu…

Kemana Hilangnya Dua Pertiga Bagian Al Qur’an Itu?
Karena kita tidak hidup sezaman dengan Nabi Muhammad, maka kita serahkan saja kepada para sahabat terdekat Nabi Muhammad saw. untuk menginformasikan misteri hilangnya banyak bagian Al Qur’an itu.

Dalam hal ini, kita menemukan jawaban itu dari pengakuan Umar bin Khaththab. Umar memerintah agar umat Islam berkumpul, setelah berkumpul ia naik mimbar dan berpidato, setelah memuji Allah, ia berkata:

“Hai sekalian manusia! Jangan ada orang yang sedih atas ayat Rajam. Sesungguhnya ia adalah ayat yang diturunkan dalam Kitab Allah, kami semua membacanya, akan tetapi ia hilang bersama banyak ayat Al Qur’an yang hilang bersama (kematian) Muhammad.”[3]

Jadi menurut Umar bin Khaththab, ada banyak ayat Al Qur’an yang hilang bersama kematian Muhammad.

Maka jika demikian kenyataannya, maka mungkinkah pengikut Muhammad sekarang ini bisa menemukan Al Qur’an yang lengkap?

Jawabnya kita serahkan kepada putra Umar bin Khaththab yang bernama Abdulllah, yang juga sahabat terdekat Muhammad. Ia telah jujur mengakui bahwa tidaklah mungkin menemukan naskah lengkap Al Qur’an. Ia mengakui bahwa telah banyak sekali bagian-bagian Al Qur’an yang telah hilang.

Abdullah bin Umar berkata:
“Jangan sekali-kali seorang dari kalian mengatakan, ‘Aku telah mengambil (menghafal) seluruh Al Qur’an!’ Tahukah dia apa ‘seluruh’ itu! Telah banyak Al Qur’an yang hilang. Akan tetapi hendaknya ia berkata, ‘Aku mengambil (menghafal) yang tampak saja.’”

Kata-kata putra Umar di atas jelas sekali akan adanya banyak bagian Al Qur’an yang telah hilang, karenanya jangan ada yang berkata aku telah menghafal seluruh Al Qur’an

Di antara penyebab hilangnya banyak bagian Al Qur’an itu adalah gugurnya para sahabat terdekat Muhammad yang telah menghafal banyak bagian Al Qur’an, sehingga tidak lagi ditemukan bagian-bagian tersebut!

Kenyataan ini telah diakui-walau dengan berat hati- oleh umat Muslim sejak zaman dahulu, tetapi sepertinya mereka tidak mampu memberikan solusi kecuali dengan menyelamatkan sisa-sisa bagian Al Qur’an yang masih bisa diselamatkan.

Dalam riwayat-riwayat yang menerangkan prakarsa awal pengumpulan Al Qur’an di masa kekhalifahan Abu Bakar, ditegaskan bahwa yang mendorong para sahabat terdekat Muhammaad untuk menuliskan dan mengumpulkan sisa-sisa Al Qur’an adalah telah hilangnya banyak ayat Al Qur’an disebabkan gugurnya para prajurit yang berjuang menumpas pemberontakan yang dipimpin Musailamah-yang mengaku sebagai nabi- yang digelari dengan al kadzdzab/si pembohong.

Hal itu telah menyebabkan hilangnya ayat-ayat Al Qur’an yang tidak dihafal oleh sahabat lain. Demikianlah yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibn Abi Daud dalam kitab al Mashahif-nya dengan sanad yang shahih bersambung kepada az Zuhri. Ia berkata, “Telah sampai berita kepada kami bahwa sesungguhnya terdapat banyak ayat Al Qur’an, lalu para penghafalnya gugur di hari peperangan Yamamah, maka tidak diketahui lagi setelah kematian mereka. Dan ketika Abu Bakar, Umar dan Utsman mengumpulkan Al Qur’an, ayat-ayat tersebut tidak ditemukan setalah itu… .”[4]

Hafidz Ibnu Abdil Barr seorang ulama besar Islam menulis dalam kitab at Tamhîd-nya, “Abu Nu’aim meriwayatkan dengan sanad bersambung kepada Muhajid, ia berkata, ‘Dahulu surah Al Ahzâb itu panjangnya seperti surah Al Baqarah atau lebih panjang, dan sesungguhnya telah hilang banyak ayat Al Qur’an pada hari (peperangan) Yamamah, dan tidak hilang darinya tentang halal dan haram.”[5]

Hafidz Abdurrazzâq ash Shan’ani berkata dalam kitab Mushannaf-nya: “Sufyân ats Tsauri berkata, ‘Telah sampai berita kepada kami bahwa banyak sahabat Nabi yang telah menghafal Al Qur’an gugur dalam peperangan Yamamah ketika memerangi Musailamah, maka hilanglah banyak ayat Al Qur’an.’”[6]

Para Ulama Ahlusunnah Mengakui Hilanganya Banyak Bagian Al Qur’an
Malik bin Anas –seorang ulama senior, pendiri sekte Malikiyah, yang diagungkan umat Muslim- juga tidak dapat menolak adanya kepunahan banyak bagian Al Qur’an. Ia terpaksa mengakui pernyataan bahwa telah hilang banyak bagian penting Al Qur’an.

Demikian dilaporkan para ulama dan pakar Ahli Al Qur’an seperti Burhanuddin az Zarkasyi dalam al Burhân nya dan Jalaluddin as Suyuthi dalam al Itqân nya.

Imam Malik berkata tentang sebab gugurnya basmalah pada pembukaan surah Barâ’ah, “Sesungguhnya ketika bagian awalnya gugur/hilang maka gugurlah pulalah basmalahnya. Dan telah tetap bahwa ia sebenarnya menandingi surah al Baqarah (dalam panjangnya)”[7]

Aisyah -Istri Nabi Muhammad saw.- ra. Menuduh Utsman Telah Merusak Al Qur’an
Ternyata hilangnya banyak bagian Al Qur’an itu juga disebabkan oleh keterlibatan Utsman bin Afffan –menantu dan juga penerus agama Muhammad-. Aisyah (putri Abu Bakr, penerus agama setalah kematian Muhammad), dan juga istri Muhammad- telah membongkar keterlibatan Utsman dan menuduhnya bertanggung jawab atas kerusakan Al Qur’an suaminya.

Urwah-keponakan Aisyah, istri Muhammad- meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata:
“Dahulu surah Al Ahzâb itu dibaca di masa hidup Nabi sebanyak dua ratus ayat. Lalu setelah Utsman menulis mush-haf-mush-haf kita tidak bisa membacanya kecuali yang sekarang ada ini.”[8]

Jumlah ayat surah Al ahzâb (surah dengan urutan 33 dalam Al Qur’an) yang ada dalam mushaf umat Muslim sekarang hanya 73 ayat. Itu artinya ada 127 ayat hilang

No comments:

Post a Comment