Wednesday, September 21, 2011

Perjalanan Nabi MUSA

Tatkala Nabi Musa menghidupkan orang mati terbunuh dengan cara dipukul dengan bagian (lidah/ buntut) sapi/ Al- Baqoroh, maka menjadi musyriklah bila seseorang percaya bahwa yang memiliki kekuatan menghidupkan adalah bagian BUNTUT/ LIDAH sapi atau kekuatan nabi Musa sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh nabi Isa menghidupkan orang mati dan banyak yang percaya bahwa itu adalah kekuatan nabi Isa sendiri, bukannya kekuatan Allah Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan yang diberikan kepada nabi Musa dan Isa….. Tatkala Nabi Musa membelah lautan dengan TONGKAT nya, maka menjadi musyriklah seseorang yang percaya bahwa tongkatnya itulah yang memiliki kekuatan membelah lautan…. Tatkala nabi Muhammad menyatakan bahwa “Habbah sauda’” itu obat dari segala penyakit kecuali kematian” – shohih, maka menjadi kafirlah seseorang yang percaya bahwa “HABBAH SAUDA’ itu memang memiliki kekuatan sendiri yang menyembuhkan, bukan khasiyat kekuatan dari Allah…… Ketika nabi Muhammad menyatakan bahwa “AIR ZAMZAM” itu mempunyai khasiyat sesuai apa niat peminumnya”- shohih, maka menjadi musyriklah seseorang yang mendewakan” air zamzam… Tatkala seseorang percaya bahwa opium dan heroin itu mempunyai sifat dan kekuatannya sendiri yang merusak tubuh dan jiwa, maka orang tersebut ada dalam bahaya kekafiran. Ketika seorang pasien mendatangi seorang dokter (atau dukun) dan diberi paracetamol, kemudian pasien itu percaya bahwa kesembuhannya karena PARACETAMOL atau karena sang dokter, maka menjadi rusaklah keimanan dia, kecuali kalau ia percaya bahwa ALLAH TELAH MELETAKKAN KHASIAT (Content) PENURUN PANAS pada paracetamol. Bila seorang meyakini bahwa Uranium. Plutonium, Radium dll memiliki Khasiyat (content) “GAIB” tak kelihatan mata yang dapat merusak tubuh dan dapat merangsang mutasi gen yang dapat menimbulkan Cancer, serta memiliki kekuatan “JIN ATOMIC” maka selama ia meyakini yang memberikan CONTENT/ khasiyat itu adalah Allah, maka itu tak menjadi masalah. Contoh- contoh diatas menjelaskan kepada kita bahwa Allah tidak mustahil menempatkan khasiyat dan content tertentu kepada benda- namun hati- hati jangan diyakini bahwa benda itulah yang memiliki kekuatan sendiri. Tatkala nabi Dawud berdo’a “Robbana afrigh alaina shobron watsabbit aqdaaman wan shurna alal qoumil kafiriin”, tentu saja dengan bahasa Ibrani (nabi Dawud keturunan Bani Israel yang berbahasa Ibrani)dan tentu terasa aneh ditelinga kita yang tak mengerti bahas Ibrani- seperti mantra saja-, maka do’a yang setara dengan itu DENGAN BAHASA APAPUN yang tujuannya hanya kepada Allah adalah terpuji dan do’a itu bernilai ibadah, KARENA DO’A TIDAK HARUS MEMAKAI BAHASA ARAB. Sebaliknya segala do’a WALAU PAKAI BAHASA ARAB, bila mengandung keyakinan KEKUATAN SELAIN ALLAH, maka do’a itu adalah DO’A YANG TERTOLAK. Hizib apapun yang dibaca dengan mengharap meyakini akan datangnya pertolongan Allah, maka itu baik. Hizib apapun yang diyakini PUNYA KEKUATAN SENDIRI, maka itu tertolak…. Akhirnya, kami ingatkan pesan nabi tentang Hizb agar bagi para pengamal Hizib, jangan melalaikan Hizbnya; ‘An Umar bin al- Khottob Qoola, Qoola Rasulillahi SAW: “Man Naama ‘ala HIZBIHI minallail au min syai-in minhu faqoro’ahuu maa baina sholatil fajri washolatid dhuhri kutiba lahuu ka annamaa qoro’ahuu minal lail”. = Barang siapa ketiduran dari HIZB nya disuatu malam atau sebagian darinya kemudian ia membacanya diwaktu antara sholat subuh dan solat dhuhur, maka ia dituliskan seperti telah membaca hizb nya dimalam hari. Shohih, H.R. Muslim – Ryadhus sholihin bab Fil mukhafadhoh ‘alal a’maa

No comments:

Post a Comment