Wednesday, August 3, 2011

Hidayah Alloh swt kepada Manusia

Hidayah Alloh Kepada Manusia

Pernahkah sahabat2 memikirkan bahwa sesungguhnya kita berada dalam anugerah yang tiada ternilai dari Allah SWT yang memiliki kerajaan langit dan bumi, sementara begitu banyak orang yang dihalangi untuk memperolehnya?   Kita bisa tahu ajaran yang benar dari agama ini. Mana yang benar dan yang salah, tahu mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang seharusnya ditinggalkan, lalu kita dimudahkan untuk mengikuti yang benar dan meninggalkan yang salah.   Sementara, banyak orang tidak mengerti mana yang benar dan mana yang sesat, atau ada yang tahu tapi tidak dimudahkan baginya untuk mengamalkan kebenaran, malah ia gampang berbuat kesalahan.  Kita tahu apa tujuan hidup kita dan kemana kita akan menuju. Sementara, ada orang2 yang tidak tahu untuk apa sebenarnya mereka hidup. Bahkan kebanyakan mereka menganggap, mereka hidup hanya untuk dan di dunia saja, sekedar makan, minum, dan bersenang-senang di dalamnya lalu mati dan selesailah kehidupan. Anugerah terbesar itu dalah hidayah taufiq dari Allah SWT.  Insya Allah, hidayah taufiq inilah yang akan sedikit dibahas dalam tulisan ini.

Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. (QS. Al-Fatihah [1]: 6)   “Allah SWT tidak meletakkan hidayah di dalam hati kecuali kepada orang yang pantas mendapatkannya. Adapun orang yang tidak pantas memperolehnya, maka Allah SWT tidak memberikan hidayah tersebut. Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Memiliki Hikmah, Maha Mulia lagi Maha Tinggi, tidak memberikan hidayah kepada setiap orang, namun hanya diberikannya kepada orang yang diketahui-Nya berhak, mau dan memang pantas mendapatkannya (Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk, (QS. Al-Qashash:56). Sementara orang yang Dia ketahui tidak pantas beroleh hidayah, maka tidak diberikan hidayah tsb. Di antara sebab terhalangnya seseorang memperoleh hidayah adalah karena selalu berbuat dosa, kebatilan, kefasikan, semua ini menjadi penyebab seseorang tidak  mendapatkan  hidayah taufiq dari Allah SWT.

Barang siapa yang telah mengetahui kebenaran tetapi ia tidak menerimanya, maka ia akan terhalang dari hidayah, contohnya, seseorang yang telah tahu perbuatan dosa itu salah, tetapi ia tidak perduli dan tetap melakukannya, dan tetap melakukan penyimpangan dan kesesatan, maka orang seperti itu jauh dari hidayah Allah dan bisa menjadi orang yang di istridjat Allah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:“ Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.  (QS. Ash-Shaf:5) dan Allah SWT juga berfirman : ”Dan begitu pula Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur’an) pada awal kalinya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (QS.Al-An’am:110)

Seorang ulama atau guru dsb, hanya dapat membuka jalan, memberi peringatan dan penerangan dan bimbingan kepada jemaahnya, mengajari mana yang benar, mana yang salah. Masalah yang disampaikan oleh ulama, Ustadz atau guru itu, masuk atau tidak nya kedalam hati seseorang,  itu semua, tergantung pada Allah SWT.  Hanya Allah yang bisa memasukkan iman ke dalam hati, maka tak ada seorang pun yang kuasa melakukannya, karena ini hak Allah SWT.  Tapi memang jalan Allah memberikan petunjuk, hidayah kepada seseorang, kadang melalui dakwah yang disampaikan seseorang, hal ini sesuai sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah SWT  menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu maka itu lebih bagimu dari unta merah.” (HR.Bukhari, Muslim & Ahmad). Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ketika menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa: “Unta merah adalah kendaraan yang sangat dibanggakan oleh orang Arab saat itu.”  Hadits ini menunjukkan bahwa usaha seorang ulama menyampaikan hidayah kepada seseorang adalah sesuatu yang amat besar nilainya di sisi Allah SWT, lebih besar dan lebih baik dari kebanggaan seseorang terhadap kendaraan mewah miliknya.Dalam riwayat Al-Hakim disebutkan:“Wahai Ali, sesungguhnya Allah SWT menunjuki seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya). (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).

Karena itu, marilah kita selalu berusaha menyampaikan dan membagi ilmu pengetahuan yang di karuniakanNya untuk kita, dan bila sahabat2 belum merasa mampu melakukan semua kebaikan yang akan sahabat bagi,  janganlah  ragu2 untuk mengajak orang lain berbuat baik atau mengajak orang pada jalan kebaikan.  Dari anas ra: para sahabat bertanya " Ya Rasulullah, kami tidak akan menyuruh orang lain berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan kebaikan dan menjauhi kemungkaran Rasulullah bersabda : tidak, bahkan serulah untuk berbuat baik meskipun kalian belum mengamalkan kesemuanya, dan cegahlah kemungkaran, meski kalian belum menghindari semuanya" (HR.Thabrani). siapa tahu, apa yang kita sampaikan, bisa menjadi jalan hidayah Allah bagi seseorang.

Mungkin ada sahabat2 yang bertanya, bagaimana seorang mukmin yang selalu meminta hidayah dalam setiap waktu shalatnya ”Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. (QS. Al-Fatihah [1]: 6).   bukankah dengan shalatnya, berarti ia telah memperoleh hidayah? Apakah itu berarti seorang hamba meminta apa yang sudah ada padanya? Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu memberikan jawabannya:  Allah SWT membimbing hamba-hambanya untuk meminta hidayah, karena setiap insan membutuhkannya siang dan malam.  Seorang hamba butuh kepada Allah SWT setiap saat untuk mengokohkannya di atas hidayah, agar hidayah itu bertambah dan terus menerus dimilikinya, karena seorang hamba tidak dapat memberikan manfaat dan tidak dapat menolak kemudharatan dari dirinya, kecuali dengan pertolongan Allah.
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya…” (QS. An-Nisa’: 136).  Dalam ayat ini, Allah‘SWT memerintahkan orang-orang yang telah beriman agar TETAP BERIMAN. Ini bukanlah perintah untuk melakukan sesuatu yang belum ada, (iman sudah ada) karena yang dimaksudkan dengan perintah beriman di sini adalah perintah  agar tetap terus menerus dalam keimanan, kokoh dalam keimanan agar terhindar dari kesesatan.

Tidak semua orang berkemauan untuk mengamalkan agama ini. Kemauan untuk mengamalkan agama akan berbanding lurus dengan sejauh mana kita bisa manggapai hidayah taufiq.  
Hidayah taufiq. Hidayah taufiq adalah adalah hidayah yang membuat manusia hanya akan menjadikan agama sebagai panduan hidup dalam menjalani kehidupannya. Hidayah taufiq ibarat benih yang Allah SWT semaikan di hati yang tidak hanya bersih dari segala hama penyakit, tetapi juga subur dengan tetesan robbani. Bersih dan suburnya hati akan terlihat dari pohon-pohon kebaikan dan amal yang tumbuh di atasnya. Hanya kesungguhan yang akan membuat kita pantas menerima hidayah taufiq dari Allah SWT. Firman Allah SWT : ”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabuut [29]: 69). Maka tidak ada jalan lain agar kita mendapatkan Hidayah Taufiq Allah SWT, kecuali dengan jalan bersungguh-sungguh dan berjihad untuk menjalankan dan mengamalkan agama yang indah ini.

Hidayah Taufiq, yaitu suatu kekuatan yang Allah SWT berikan pada manusia untuk mengamalkan dengan sungguh2 apa yang telah diketahuinya. Hidayah taufiq merupakan hidayah yang sangat mahal, tetapi Allah berjanji kepada manusia akan memberikan hidayah-Nya kepada orang2 yang sungguh2 berjuang di jalan-Nya, berjuang untuk konsisten taat pada aturan-Nya di dalam mencapai tujuannya “ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-Ankabuut :69). Hidayah taufiq hanya merupakan hak prerogatif Allah. Dia memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.  Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al-Qashash:56).

Namun memang adakalanya, Allah SWT yang Maha Pengampun dan Pengasih lagi Maha penyayang, memberikan hidayah kepada seorang hambaNya yang banyak berbuat dosa dan maksiat, ini semua adalah hak preogatif Allah, mungkin orang tersebut banyak berbuat dosa karena ketidaktahuannya (kebodohannya) dan mungkin juga karena sebenarnya dalam hatinya, ia benar2 tulus ingin berhenti dari perbuatan dosa yang dilakukannya, dan Allah mengetahui segala isi hati hambaNya, sehingga kadang diberikanlah hidayah untuk orang tersebut agar kembali ke jalan yang benar., karena Allah tahu siapa yang mau menerima petunjuk. Lihat ayat diatas QS. Al-Qashash:56.

BERIKUT DIANTARA CARA MERAIH HIDAYAH ALLAH :
  1. Berdoa, sebagaimana firman Allah ”Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran :8). Allah Maha Mengabulkan doa lihat QS. Al-Baqarah, 2:186 dan QS. Al-Mu'min, 40:60.
  2.  Riyadhah Ruhiyyah/latihan spritual, yaitu dengan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah kepada Allah, dan menjalankan ibdah sunnah misalnya qiyamul lail, shaum sunnah, shadaqah, menghadiri majelis ta'lim, shalat2 sunnah, pengendalian nafsu.  Dan dengan mentauhidkan-Nya dan menjauhi syirik .  
  3. Memperbanyak amal shaleh, setiap amal shaleh yang ikhlas dan sesuai dengan tuntunan. Allah SWT berfirman ”Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.  (QS. Maryam, 19:76).
  4. Bergaul dengan orang2 shaleh. Lingkungan memegang peranan penting dalam pembentukan karakter kita, lihat QS. Al-Kahfi :28). Dan doa : QS. Asy Syu'araa, :83
Hidayah Allah SWT memerlukan perjuangan untuk mendapatkannya. Semakin besar perjuangan dan kesungguhan kita, maka insya Allah kita akan semakin mudah mendapatkannya, karena semuanya tergantung kepada usaha kita. Hidayah Allah SWT ibarat sinar matahari yang menyinari seluruh alam ini, dan kita adalah penerima sinar tersebut. Jika kita membuka diri dengan hati yang bersih maka kita akan mudah untuk mendapatkan sinar hidayah Allah SWT. Tapi jika kita menutupi hati dan diri kita dengan kotoran dan hama penyakit hati maka kita akan sulit untuk mendapatkan sinar hidayah-Nya

No comments:

Post a Comment